Kamis, 16 Februari 2012

Kesempurnaan hanya Milik Allah Azza wa Jalla..

Wanita adalah:..
1. Orang yang akan mendampingimu seumur hidup.
2. Orang yang akan melahirkan anak"♍Ǘ, walau dengan penuh rasa sakit.
3. Orang yang merawatmu sampai tua.
4. Orang yang akan merawatmu pd saat kau sakit.
5. Orang yang akan selalu mendukung walau kau gagal berpuluh" bahkan beratus" kali.
6. Orang yang memberikan hidupnya untukmu. Bahkan ia membuang egonya demi bersamamu. Bahkan saat kau menyakitinya, ia tetap berada ϑî sampingmu..

Sedangkan Pria adalah..
1. Orang yang akan menjagamu seumur hidupmu.
2. Orang yang berkorban untukmu.
3. Orang yang menafkahimu.
4. Orang yang merawatmu pd saat kau sakit.
5. Orang yang memelukmu pada saat kau sedih.
6. Orang yang ingin membuatmu bahagia.

Mereka sama berharganya,hanya saja mereka mempunyai perbedaan" yang kadang membuat mereka menyakiti 1 sama lain, dan itu hanya dapat diatasi dengan pengertian dari kedua belah pihak.

Hidup itu singkat... Terlalu singkat untuk berbagai pertengkaran... Mengapa tidak kau bahagiakan saja pasanganmu, dan mengisi hari" kalian dengan penuh cinta, dan membuat pasanganmu tersenyum lebih lebar tiap harinya?
Bukankah itu lebih baik dan bahagia dibanding saling menyakiti? :):) Walaupun banyak hal, dimana kenyataannya tak mudah untuk dilalui, bahkan terkadang enggan untuk melaluinya.

Melihat ke atas : memperoleh semangat untuk maju.
Melihat ke bawah : bersyukur atas semua yg ada.
Melihat ke samping : smangat kebersamaan.
Melihat ke belakang : sebagai pengalaman berharga.
Melihat ke dalam : untuk instropeksi &
Melihat ke depan : untuk menjadi lebih baik ...

Dari air kita belajar ketenangan.....
Dari batu kita belajar ketegaran.....
Dari tanah kita belajar kehidupan.....
Dari kupu-kupu kita belajar merubah diri.....
Dari padi kita belajar rendah hati.....
Dari Allah Azza Wa Jalla kita belajar tentang kasih yang sempurna......Karena tidak ada orang yang sempurna..kesempurnaan hanya Milik Allah Azza wa Jalla..

☆•♥ Liku Hidup ♥• ☆

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Sahabat saudaraku fillah.. Sesungguhnya Allah tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru...Bunga selalu mekar dan mentari selalu bersinar....


Tapi Allah akan memberi hikmah di setiap peristiwa, memberi bahagia setelah derita,senyum setelah air mata,berkah di setiap cobaan dan jawaban di setiap do'a...


Saudaraku..apapun situasi dan kondisinya, jangan pernah menyerah....teruslah berjuang. Karena sejatinya hidup bukanlah satu tujuan..,melainkan sebuah perjalanan.Maka nikmatilah..


Hidup adalah tantangan. Maka hadapilah dengan tabah..


Hidup adalah anugerah.Maka terima dan syukurilah..


Hidup adalah pertandingan.Maka menangkanlah dengan indah dan hindarilah sikap yang pongah..


Hidup adalah tugas dan amanah . Maka kerjakanlah dengan tuntas dan tunaikanlah segala amanah..

Hidup adalah cita cita.Maka capailah walau jalan ke sana sering membuat kita lelah namun jangan bersikap lemah..

Hidup adalah misteri. Maka singkapkanlah dengan petunjuk Ilahi agar tak salah dalam melangkah..

Hidup adalah kesempatan. Maka ambilah dan sambutlah dengan ramah..


Hidup adalah lagu.Maka nyanyikanlah agar hidup penuh warna dan berirama indah..


Hidup adalah janji. Maka penuhilah karena janji ibarat hutang yang harus dibayar walau harus dengan susah payah..


Hidup adalah keindahan.Maka bersyukurlah agar menjadi berkah...



Saudaraku..Di luar itu semua sesungguhnya yang membuat hidup kita bahagia adalah CINTA dan yang membuat kita dewasa adalah MASALAH. Dengan cinta baik kepada Allah, orang tua, saudara, sesama dan alam semesta kita akan mampu mengerjakan apapun tanpa merasa beban. Dengan cinta kita akan rela berjuang dan berkorban sekuat tenaga apapun resikonya. Bekerja atas dorongan cinta akan membuat hidup terasa senang, tiada jemu dan tiada merasa lelah. Sejatinya dunia diciptakan penuh dengan masalah maka hadapilah dengan sikap sabar dan tawakal .Akan tetapi hindarilah membuat masalah karena akan memberi mudharat kepada kita dan orang di sekitar kita...



Kata bijak dan renungan hari ini :


Berbahagialah dengan apa yang kita peroleh,menerima apa adanya pemberian Allah,bersyukur dengan segala anugerah-Nya ,tinggalkanlah mimpi yang tidak sesuai dengan yang kita usahakan dan di luar kemampuan. Semoga hidup bahagia kembali kita rasakan..

Saudaraku..apapun kondisi kita hari ini semoga Allah menjadikan kita bagian dari orang-orang yang berjiwa tenang, mampu menghadapi hidup berikut lika-likunya dengan lapang dan kelak akan datang kepada-Nya dengan wajah bercahaya yang terang benderang. Semoga hari-hari kita selalu diwarnai kasih sayang-Nya dan tiap tetesan peluh kita ternilai sebagai pemberat amal kebaikan di sisi-Nya,aamiin..

Strategi Setan dalam menjerumuskan Manusia..

Bismillah…
sebelum itu kita harus tau visi misi setan dulu.,
visinya yaitu memperbudak manusia.,
misinya yaitu mengkondisikan manusia lupa pada Allah.......

nah…
untuk mencapai visi misinya ini maka setan membuat suatu strategi
strateginya itu ada 9 poin :

1. strategi waswasah

yaitu stretegi setan dimana setan berusaha membisikkan keraguan pada manusia dalam melakukan suatu kebaikan atau melakukan ibadah
misalnya :

saat adzan subuh berkumandang, sedang dimana kita masih dalam lilitan selimut tiba - tiba terbesik dalam fikiran nanti saja sholatnya,..5 menit lagi..tapi pada kenyataannya tertunda hingga 1 jam bahkan sampe ga sholat
nah ini namanya strategi waswasah….
perlu di waspadai ntar terjebak : )

2. strategi tazyin

yaitu membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan
segala sesuatu yang berbau maksiat biasanya terlihat indah dan menyenangkan
misalnya :
kenapa orang yang pacaran atau selingkuh itu terlihat lebih mesra dari pada suami istri
mengapa org yang pacaran atau selingkuh itu lebih indah dan nikmat ini karena adanya unsur tazyin selingkuh atau pacaran menyebabkan maksiat sedang nikah itu adalah ibadah…


3. strategi tamanni

Yaitu memperdaya manusia dengan angan-angan dan khayalan
Misalnya :

pernahkan terbesik niat sholat tahajud saat merebahkan tubuh di tempat tidur dan kita pun memasang alarm,..eh ketika alarm berbunyi kita pun bangun..
eh malah bangun hanya matiin alarm kemudian tidur lagi ga jadi deh sholatnya
atau pernah kah ingin tobat setobatnya
tapi maksiat ada di depan mata malah melakukan lagi bahkan berkali kali tobat sambel tu namanya : )


4. menumbuhkan permusuhan

setan biasanya menumbuhkan permusuhan diantara manusia, permusuhan biasanya berawal dari perasangka buruk dan teramat seringnya berprasangka…
jadi perlu di waspadai ketika kita berperasangka buruk terhadap orang lain

5. Takwif

Yaitu menakut nakuti
Misalnya :
Takut miskin karena menginfak kan harta atau takut berinfak karena takut kehabisan uang
Atau takut dibilang sok alim
karena sering datang kemajlis taklim

6. Strategi saddun

Yaitu berusaha menghalang halangi manusia
dalam melaksanakan perintah Allah dengan berbagai hambatan
misalnnya :
malas sholat karena banyak kerjaan, atau malas baca Qur’an karena bikin ngantuk
atau ga mau nutup aurat karena panas dll

7. strategi wa'dun

yaitu janji palsu
setan berusaha memberikan janji - janji sehingga manusia mempercayainya
misalnya :
seorang wanita rela menyerahkan dirinya kepada sang pacar karena di janji akan dinikahi
akhirnya wanita nya hamil dan laki – laiki nya kabur ga bertanggung jawab

8. strategi kaidun alias tipu daya

misalnya :
ketika diberi tugas, kita selalu mengulur ulur waktu dalam mengerjakannya karena masi panjang waktunya dan ketika sudah dekat waktunya
baru kepepet ngerjakan…..
alhasil…
hasilnya tidak memuaskan, bahkan tidak selesai di kerjakan..

9. strategi nisyun artinya lupa

Lupa merupakan suatu hal yang manusiawi
klo lupa sekali masih bisa dikatakan manusiawi
tapi klo berkali kali itu udah terjebak oleh strategi setan
setan menjadikan alasan lupa pada manusia untuk melepas tanggung jawabnya
misalnya :
lupa janji, lupa sholat dan lain2

demikinlah sedikit mengengenai strategi - stretegi setan semoga kita bisa mencermati dan mewaspadai strategi setan laknatullah : )

Hamasah Fillah ^__^


█████____████
___████__████_███
__███____████__███
__███_███___██__██
__███__███████___███
___███_████████_████
███_██_███████__████
_███_____████__████
__██████_____█████
___███████__█████
______████ _██
______________██
_______________█
_████_________█
__█████_______█
___████________█
____█████______█
_________█______█
_____███_█_█__█
____█████__█_█
___██████___█_____█████
____████____█__
_███_█████
_____██____█__█
█____██████
______█___█_██_
______████
_________███__________██
_________██____________█
_________█
________█
________█
_______█...............


─────▄█▀█▄──▄███▄
────▐█░██████████▌
─────██▒█████████
──────▀████████▀
─────────▀██▀♥

♥ Salam Ta'aruf Fillah ♥

Menahan AMARAH untuk SURGA

Sahabat Hatiku….
Ternyata surga ditempati oleh orang yang bisa menahan amarah.
Dan Surga ditempati orang yang senang memaafkan.

”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran : 133-134)

Apakah Anda mau masuk surga?
Mulai sekarang TAHAN AMARAH dan MAAFKANLAH !

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah” (HR. Bukhari).

Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia”.

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring”(HR. Ahmad, Shohih).

Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam“Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka”. Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan” (HR. Thobrani, Shohih)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan”.

Tips menanggulangi kemarahan

Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk menanggulangi marah. Diantaranya ialah :
(1) Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.
(2) Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya
(3) Mengambil sikap diam, tidak berbicara
(4) Duduk atau berbaring
(5) Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah
(6) Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang yang bodoh
(7) Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.

Syaikh As Sa’di rohimahulloh mengatakan:
“Sebaik-baik orang ialah yang keinginannya tunduk mengikuti ajaran Rasul shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang menjadikan murka dan pembelaannya dilakukan demi mempertahankan kebenaran dari rongrongan kebatilan.
Sedangkan sejelek-jelek orang ialah yang suka melampiaskan hawa nafsu dan kemarahannya. Laa haula wa laa quwwata illa billaah” (lihat Durrah Salafiyah).

Menurut Al-Ghazali, kita memang tidak mungkin menghindari kemarahan. Kemarahan tidak secara normatif dianggap sebagai penyakit, demikian tulis Said Hawwa. Kemarahan yang penyakit – lanjutnya - adalah kemarahan yang zhalim dan cepat marah serta lambat reda. Kemarahan yang baik dipicu oleh hal-hal yang baik. Sedangkan kemarahan yang zhalim dipicu arogansi, ‘ujub, senda gurau, kesia-siaan, pelecehan, pencibiran, perdebatan, pertengkaran, penghianatan dan ambisi dunia.

Semoga kita MENAHAN AMARAH, BERDAMAI dan MEMAAFKAN...

Mengenali Kesalahan Dari Kelemahan Diri

Allah SWT berfirman:
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“..maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci, Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (An-Najm:32).

Mengetahui dan menyadari kesalahan adalah awal kebaikan. Sementara merasa benar terus adalah awal dari kehancuran. Kesalahan memang merupakan tabiat manusia, namun tidaklah bijaksana bila kita terus menerus melanggengkan kesalahan apalagi mewariskannya kepada binaan-binaan atau anak-anak kita.

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar”. (An-Nisa:9)

Ayat diatas mengingatkan kita adanya keterkaitan yang erat antara kuat atau lemahnya generasi penerus dengan ketakwaan dan kebenaran ucapan orang tua atau pembina. Oleh karena itu sepantasnyalah kita selalu mawas diri jangan sampai kita mewariskan keburukan kepada penerus-penerus kita.

Hendaklah kita menjadi pribadi yang malu bila berbuat salah. Malu kepada Allah dan malu kepada orang-orang beriman. Tidak cukup sekadar mengetahui bahwa diri kita salah, tetapi kita begitu manja meminta permakluman dari Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat. Yang harus kita lakukan bukan hanya menjauhi kesalahan-kesalahan yang besar dan fatal tetapi juga berusaha menghindarkan diri dari kekeliruan-kekeliruan kecil. Sebab apapun bentuknya bila kita sadar melakukan kesalahan tetap saja itu merupakan dosa.

Siapa pun kita pasti pernah terjatuh pada kesalahan. Tugas kita adalah memohon ampun dan bertaubat kepada Allah. Untuk kesalahan pada sesama manusia tentu saja kita harus meminta maaf lebih dulu kepada mereka. Jangan gengsi untuk mengakui kesalahan. Jangan sampai kita berbohong untuk membela kesalahan kita. Apalagi kita berargumen untuk membela kesalahan tersebut dan meminta orang lain menganggap bahwa kesalahan kita adalah kebenaran, na’udzubillahi min dzalik.
Allah paling mengetahui tentang diri kita dan melebihi pengetahuan kita. Maka janganlah kita merasa diri kita bersih dan merasa diri paling benar. Kalaupun kita benar dan orang lain salah kita tidak boleh melecehkan kesalahannya. Kalau kita tidak ingin aib kita dibuka orang lain maka jangan buka aib orang lain. Meluruskan diri sendiri dan orang lain tidak perlu dengan cara membuka aib. Cukuplah kita meminta ampun kepada Allah dan melakukan langkah-langkah perbaikan yang lebih menjaga kehormatan diri dan orang lain. Terkadang ada orang yang karena kesalahannya terlanjur dibeberkan menjadi malu dan bersikap antipati, bukan hanya kepada yang membeberkan tetapi juga kepada wadah di mana si pembeber aib bernaung.

"Kebenaran harus diperjuangkan dengan cara yang benar, tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara"

Jadi masalahnya bukan tidak boleh mengungkap kesalahan orang lain, tapi bagaimana caranya agar pengungkapan itu tidak membawa dampak negative bagi yang bersangkutan: menghalanginya dari jalan Allah. Teruslah memperjuangkan kebenaran. Jantanlah mengakui kesalahan dan bijaksanalah dalam meluruskan kesalahan orang lain. Keberhasilan berawal dari kesadaran akan kesalahan, sehingga setiap pribadi senantiasa terus memperbaiki diri menuju kepada kesempurnaan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Al-Baqarah:208)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (Ali Imran:133-135)

Sahabat,
Dalam sirah mencatat akan pengakuan seorang wanita Al Ghamidiyah yang telah terjatuh kepada perzinahan. Bukan hanya sekadar mengaku tetapi wanita tersebut ingin bertaubat dan minta dirajam. Saat itu Rasulullah menyuruh wanita tersebut melahirkan dan menyusui dulu anak dari hasil perzinahan tersebut. Setelah si anak sudah disapih barulah dilaksanakan hukum rajam. Dalam peristiwa itu terucap dari lisan Rasul bahwa wanita tersebut dijamin masuk surga.

Hikmah yang bisa kita petik dari kisah di atas adalah betapa dengan pemahaman yang seadanya saja seseorang berani mengakui kesalahannya. Maka sepantasnyalah mereka yang memiliki pemahaman yang dalam lebih bersikap kesatria mengakui kesalahannya. Tidak cukup sekadar mengakui kesalahan tetapi harus dilanjutkan dengan taubat, kembali kepada kebenaran. Bila mengakui kesalahan tetapi tetap berkubang di kemaksiatan bagaikan kuda nil yang berkubang di lumpur kotor dan bau.

Bertaubat berarti mau membersihkan diri, bersedia dihukum dan siap melakukan hal-hal yang dapat menghapus kesalahannya. Rajam adalah salah satu bentuk hukuman sekaligus penyucian. Dan tentu saja harapan utama yang ingin dicapai adalah keridhaan Allah dan surganya. Bagi yang berwenang untuk melaksanakan hukuman tentu harus bijaksana sebagaimana Rasul. Jangan jijik dan sinis mengetahui kesalahan orang lain. Hantarkan kesalahan orang menuju kepada taubatnya. Mengantarkan si salah untuk meraih surga. Bukan membuat dia putus asa, mengurung diri atau, na’udzubillahi min dzalik, bunuh diri.

Kalau kita ingin orang lain memaklumi kesalahan kita dan memberi kesempatan kita untuk berbenah diri maka kita juga harus mau memaklumi kesalahan orang lain dan memberinya kesempatan bertaubat.

Berkenaan dengan sosialisasi penjatuhan sanksi seyogyanya sahabat sekalian memandangnya sebagai sarana bersuci. Inilah kesempatan untuk lebih menyelami arti haasibuu anfusakum qabla antuhaasabuu.

Kita bahkan harus merasa dibantu oleh saudara-saudara kita lewat program tersebut. Tentunya program ini berlaku bagi semua. Tidak ada yang kebal hukum. Fatimah pun kalau mencuri pasti dipotong tangannya oleh Rasul. Maka di manapun posisi kita dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus berani mengakui kesalahan, dan tentu saja juga siap dikenakan sanksi. Namun jangan kaget bila ada orang yang kita hormati atau kita kagumi suatu ketika juga terkena sanksi. Itu manusiawi. Bahkan itu menunjukkan kematangan tokoh kita tersebut (mau mengakui kesalahannya). Semua benda yang tidak steril (bukan nabi) pasti berdebu, pasti punya salah dan dosa. Maka jangan kita biarkan debu itu melekat, mari sama-sama bersihkan dengan semangat bersuci diri.
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya dan merugilah orang yang mengotorinya”(As-Syams: 9-10)

Betapa kita menyadari seringkali kita gagal untuk terus bertahan dalam kebaikan. Mungkin itu disebabkan karena kita terlalu menganggap remeh kesalahan atau terlalu memanjakan diri dengan sifat Allah yang Maha Pengampun. Dengan penjatuhan sanksi kita terbiasa untuk lebih waspada terhadap kesalahan. Hukuman manusia masih begitu ringan. Terkadang masih terbalut dengan rasa kasihan dan permakluman. Semoga dengan terbiasa menjaga diri agar terhindar dari penjatuhan sanksi insya Allah akan mengantarkan kita untuk terbiasa menghindari dosa agar selamat dari azab Allah nanti di yaumil akhir.
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Maka barang siapa yang dijauhkan dari siksa neraka dan dimasukkan ke dalam surga sungguh sangat beruntunglah ia” (Ali Imran:185).

Semoga bermanfa'at